Biohazard adalah singkatan dari Biological Hazard yang berarti bahaya biologi. Istilah ini teristimewa hanya pada virus-virus yang tingkat bahayanya level 4.
Virus sendiri adalah mikroorganisme yang termasuk dalam golongan parasit, yaitu mikroorganisme yang hanya dapat hidup pada organisme lain. Pada awalnya virus menempel di membran (dinding) sel, lalu menembus masuk ke dalam sel kemudian menggandakan dirinya, dan akhirnya sel pun pecah. Jika kita meniup balon udara hingga udara yang di dalam balon itu berlebihan, maka balon itu akan pecah. Seperti itulah kira-kira cara kerja virus. Setelah virus-virus telah memecahkan sebuah sel, mereka beralih ke sel-sel lainnya, masuk ke dalamnya, kemudian memecahkannya lagi. Begitu seterusnya hingga suatu organisme kekurangan sel untuk hidup, termasuk manusia.
Virus-virus yang diberi label biohazard adalah virus-virus yang penggandaannya sangat cepat. Ketika terdapat sebuah lubang atau irisan di kulit kita, virus itu dapat masuk melalui lubang atau irisan tersebut, kemudian berkembang biak.
Virus berlabel biohazard adalah virus yang tergolong sangat berbahaya, lebih berbahaya dari virus HIV yang tingkat bahayanya level 2. Virus HIV butuh waktu lama, yaitu 10 tahun untuk membunuh suatu organisme (manusia). Sedangkan virus level 4 hanya butuh waktu dua minggu. Penginfeksian virus level 4 tidak hanya melalui kulit yang teriris atau berlubang saja, tapi juga dapat melalui udara. Hal tersebut berdasarkan hasil penelitian.
Di sebuah laboratorium, terdapat dua kelompok kera yang dimasukkan di dalam kandang yang terpisah. Jarak antara kedua kelompok kera tersebut tidak dekat juga tidak jauh. Kelompok kera pertama adalah yang telah terinfeksi virus level 4, sedangkan kelompok kera kedua adalah yang tidak terinfeksi. Kera-kera kelompok pertama, semuanya mati dan kelompok kedua pada awalnya masih baik-baik saja. Akan tetapi hal yang mengejutkan kemudian terjadi. Beberapa waktu setelah kematian kera-kera kelompok pertama, kera-kera kelompok ke dua juga ikut menyusul kematiannya.
Kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian tersebut adalah muntah yang dikeluarkan oleh kera-kera kelompok pertama, partikelnya terbawa oleh udara, kemudian dihirup oleh kera-kera kelompok kedua. Hal tersebut berarti virus level 4 dapat menyebar melalui udara dan penginfeksiannya melalui saluran pernafasan.
Salah satu kasus mengenai penginfeksian virus level 4 telah terjadi di Afrika Tengah, di sebuah gunung yang bernama Gunung Elgon, yang terdapat dalam kawasan hutan hujan. Di lereng gunung tersebut terdapat sebuah gua bernama Gua Kitum. Seperti gua-gua pada umumnya. Dalam gua tersebut terdapat hewan seperti serangga dan kelelawar.
Seorang laki-laki berumur 50-an sedang berlibur ke gua itu bersama seorang teman wanitanya. Ketika memasuki gua, laki-laki itu menginjak kotoran hewan yang bertebaran di lantai gua. Kotoran tersebut berwarna hijau. Itu adalah kotoran kelelawar pemakan tumbuhan. Laki-laki tersebut terus masuk ke dalam gua dan menginjak kotoran hewan lagi, tapi warnanya berbeda, yakni berwarna hitam. Itu adalah kotoran kelelawar pemakan serangga. Karena penasaran, dia menyentuh kotoran itu.
Beberapa hari setelah liburannya, dia merasakan mual-mual, kemudian muntah-muntah. Selanjutnya muncul bintik-bintik merah di kulitnya. Matanya memerah. Kulit wajahnya seakan ingin terlepas dari wajahnya. Wajahnya menjadi terlihat seperti tak dapat mengeluarkan ekspresi apapun. Ia kemudian membawa dirinya ke rumah sakit yang terkenal. Di rumah sakit itu ia ditangani oleh seorang dokter ahli. Sewaktu ditangani, laki-laki itu memuntahi dokter yang menanganinya, tapi dokter itu mengabaikannya. Dalam proses pengobatan, laki-laki itu tidak terselamatkan. Beberapa hari setelah kematian pasien itu, dokter yang menanganinya kemudian merasakan hal yang serupa. Dokter itu pun hampir menerima ajalnya namun ia tertolong, sehingga ia termasuk orang yang beruntung karena dapat selamat dari virus tersebut.
Ciri-ciri jika seseorang terinfeksi virus level 4 adalah muncul bintik-bintik merah di kulit, wajah menjadi tak berekspresi dan kulit wajah seakan ingin terlepas; muntah-muntah yang berwarna hitam, mata memerah, perilaku berubah seakan orang yang terinfeksi itu sudah gila. Tidak hanya itu, jika kulit tergesek, maka kulit akan terkelupas. Kulit menjadi lembek seperti bubur, dan ciri-ciri yang mungkin paling parah dari semuanya adalah keluarnya darah dari seluruh lubang alami tubuh.
Setelah mayat laki-laki yang meninggal akibat virus level 4 itu diautopsi, didapatkan hasil bahwa hati, ginjal, dan organ-organ lainnya telah mati 3 hari sebelum kematiannya. Laki-laki itu telah mati 3 hari sebelum kematiannya. Virus level 4 inilah yang mungkin menjadi inspirasi dari film Resident Evil.
Virus yang termasuk dalam virus level 4 adalah virus Ebola Sudan, Ebola Zaire dan Marburg. Masing-masing dari virus itu diambil dari nama tempat ditemukannya. Virus Marburg ditemukan di sebuah tempat di Jerman dan virus Ebola ditemukan di sebuah sungai di Afrika Tengah. Dari tingkat bahayanya, virus Ebola Zaire adalah virus yang paling ganas. Dari keseluruhan populasi manusia yang terinfeksi virus Ebola Zaire, maka 90% yang akan mati. Itu artinya jika 10 orang yang terinfeksi virus Ebola Zaire, maka kemungkinan yang dapat bertahan hidup hanya 1 orang. Selanjutnya adalah Ebola Sudan, lalu Marburg.
Virus golongan Marburg (Ebola Zaire, Ebola Sudan dan Marburg) berbentuk seperti benang namun hanya butuh lima partikel (dari jenis Ebola) yang masuk ke dalam tubuh untuk dapat membunuh suatu organisme. Tapi akan sangat beruntung jika kita dapat melihat virus itu dengan mata kita sendiri. Hanya cukup dengan pembesaran 112.000 kali dari mikroskop untuk melihat virus itu berukuran sebesar jari kelingking orang dewasa.
Virus level 4 amannya hanya dapat didekati dengan menggunakan pakaian anti kuman, dan pakaian itu tentunya disediakan dalam laboratorium yang meneliti virus level 4. Untuk memasuki ruangan tempat penelitian virus level 4, seseorang terlebih dahulu harus melewati ruangan-ruangan level sebelumnya, yaitu 0, 2, dan 3. Istilah untuk ruangan level 4 atau area yang terdapat virus level 4 adalah hot zone. Ruangan 0 adalah tempat ganti pakaian. Seluruh pakaian harus dilepas termasuk pakaian dalam kemudian menggunakan satu set pakaian bedah (scrub suit), yang terdiri dari baju, celana, topi, masker serta kaus tangan. Pakaian bedah adalah pakaian yang berwarna hijau, yang umumnya dipakai para dokter untuk melakukan suatu tindakan operasi. Setelah pakaian bedah dipakai, kita baru dapat menuju ke ruangan level 2. Di ruangan level 2, cahaya ultra ungu memancar ke badan. Cahaya itu berfungsi untuk membunuh virus. Dalam ruangan level 2 itu juga tekanan udara mulai berbeda. Tekanan udara tidak mengarah ke luar ruangan, tetapi ke dalam ruangan. Hal tersebut berfungsi untuk mencegah agar virus tidak keluar ruangan bila terjadi kebocoran virus (virus keluar dari tempatnya). Selanjutnya masuk ke ruangan level 3. Ruangan level 3 merupakan ruangan persiapan (staging area) untuk masuk ke dalam ruangan level 4. Dalam ruangan itulah tersedia pakaian anti kuman. Pakaian anti kuman itu sendiri bernama Chemturion biological space suit (pakaian anti kuman Chemturion), mirip pakaian yang dipakai oleh para astronot untuk ke luar angkasa. Sebelum masuk ke ruangan level 4, terlebih dahulu kita harus melalui area kelabu (gray area). Area kelabu adalah area penghubung antara hot zone dengan area normal. Mungkin seperti halnya air payau, area perbatasan antara air laut dengan air sungai. Setelah itu, kita akan berhadapan dengan pintu dengan simbol biohazard. Setelah melewati rangkaian prosedur tersebut, maka seseorang telah dapat melihat virus level 4 secara langsung.
Menurut teori, virus Ebola dapat menyebar hingga ke seluruh permukaan bumi. Hal tersebut jika dibayangkan tentunya mengerikan. Tapi untuk meredam rasa tersebut, di sinilah mungkin saat yang tepat untuk mengatakan: “Itu hanyalah teori”. Seorang dokter yang meneliti virus Ebola mengatakan dalam candanya bahwa virus Ebola juga ada gunanya. Mereka dapat menekan laju pertumbuhan penduduk. Dari perkataannya itu yang dimaksud dengan menekan adalah penyebaran virus Ebola yang terjadi secara alami. Ke depannya juga, virus ini tidak menutup kemungkinan digunakan dalam peperangan, dalam dunia kemiliteran. Alasannya adalah karena virus Ebola merupakan ‘senjata’ pemusnah manusia yang efektif. Ilmu pengetahuan disertai nurani adalah hal yang baik. Akan tetapi ilmu pengetahuan tanpa nurani adalah sebuah bencana.